Minggu, 08 Mei 2011

CRITICAL REVIEW TEORI TEMPAT PUSAT CHRISTALLER STUDI KASUS “FASILITAS EKONOMI KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG”

CRITICAL REVIEW TEORI TEMPAT PUSAT CHRISTALLER
STUDI KASUS “FASILITAS EKONOMI KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG”

A. PENDAHULUAN

Christaller mengikuti pandangan Lloyd. Lloyd melihat bahwa jangkauan luas pasar dari setiap komoditas itu ada batasnya yang dinamakan range dan ada batas minimal dari luas pasarnya agar produsen bisa tetap berproduksi. Luas pasar minimal dinamakan threshold.

Dalam konsep ruang, makin luas wilayah pemasaran suatu barang, ordenya makin tinggi dan orde tertinggi di beri ranking 1. Jadi barang kelompok 4 dikatakan sebagai orde I, barang kelompok 3 dikatakan orde II, barang kelompok 2 dikatakan sebagai orde III dan barang kelompok 1 dikatakan sebagai orde IV. Sehingga diperoleh model Christaller tentang terjadinya model area perdagangan heksagonal

Walaupun heksagonalnya hanya menggambarkan wilayah pemasaran dari barang dengan orde yang berbeda namun Christaller mengaitkan teorinya dengan susunan orde perkotaan. Semakin rendah orde barang yang tersedia maka orde kotanya juga makin rendah.


B. REVIEW LITERATUR : CRITICAL REVIEW TEORI TEMPAT PUSAT CHRISTALLER

Kecamatan Lasem terletak di Kabupaten Rembang, tepatnya di sebelah Timur dari Kecamatan Rembang dan dilalui jalan pantai Utara (jalur Pantura).

Wilayah Kota Lasem merupakan Ibu Kota Kecamatan Lasem, dimana sebagian besar wilayah kota terletak di tengah Kecamatan Lasem. Fasilitas ekonomi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kegiatan perekonomian di suatu wilayah. Fasilitas perekonomian yang ada sebagian besar merupakan fasilitas yang timbul sebagai akibat dari aktivitas pertanian, perdagangan, dan jasa. Fasilitas tersebut berupa 2 pasar daerah 1 pasar desa, 1 bank umum, 2 BPR/BKK, 2 hotel, serta kelompok pertokoan. Jangkauan pelayanan fasilitas ekonomi ini telah sampai Kecamatan Sluke, Pancur, Rembang, dan Pamotan. Hal ini disebabkan oleh adanya pasar kelas I yang mempunyai skala pelayanan luas setingkat kabupaten.

Sebagian besar penduduk Lasem berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti sayur dan sembako di warung yang terletak di desa setempat (desa tempat tinggal responden). Sedangkan sebagian kecil memilih untuk berbelanja di pasar yang terletak di Kecamatan Lasem. Responden tersebut tinggal di Kecamatan Pancur, yang letaknya berdekatan dengan Pasar Jolotudo Kecamatan Lasem, yang didukung oleh adanya jalan kolektor yang menghubungkan Kecamatan Pancur dan Kecamatan Lasem, dan adanya sarana transportasi berupa angkutan pedesaan dan dokar. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah belakang IKK Lasem telah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakatnya.

Letak pasar kelas I, pertokoan, dan pasar swalayan adalah di sepanjang jalan arteri Semarang-Rembang-Lasem-Tuban-Surabaya dan jalan kolektor Rembang-Pancur-Sedan-Sale, dengan fasilitas transportasi yang memadahi karena dilewati oleh bus, angkudes dan dokar. Aksesibilitas yang mudah membuat fasilitas tersebut menarik untuk dikunjungi, baik oleh masyarakat di Kecamatan lasem, maupun masyarakat di sekitar Kecamatan Lasem, bahkan oleh pengguna jalan arteri dari berbagai arah dan tujuan. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di wilayah belakang IKK Lasem berbelanja kebutuhan khusus di IKK Lasem. Hal ini disebabkan karena kebutuhan khusus merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang memerlukan penduduk ambang yang besar dan jangkauan pasar yang luas.

Desa dengan hirarki yang lebih tinggi akan berfungsi melayani Desa-desa yang berhirarki lebih rendah. Berikut ini adalah peta hirarki kecamatan Lasem.

Desa yang berhirarki I merupakan desa yang mempunyai fasilitas-fasilitas dengan skala pelayanan yang luas. Jika dilihat dari jumlah fasilitas yang tersedia, Desa Gedongmulyo yang merupakan desa berhirarki I, memiliki fasilitas perekonomian, telekomunikasi dan transportasi terbanyak di Kecamatan Lasem sehingga desa ini menjadi pusat pelayanan perekonomian. Fasilitas tersebut berupa fasilitas perbankan (bank umum dan BKK/BPR), pasar daerah (pasar kelas I), pertokoan. Fasilitas-fasilitas tersebut terletak mengelompok di sepanjang jalan arteri Semarang-Rembang-Lasem-Surabaya yang dilalui oleh berbagai moda transportasi, seperti bus, kendaraan pribadi, angkutan umum, dokar, dan ojek sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat di Kecamatan Lasem dan sekitarnya, bahkan dari kabupaten lain.


C. KESIMPULAN

Fasilitas perekonomian berupa pasar di IKK Lasem telah mencukupi kebutuhan masyarakat. Di IKK Lasem telah terdapat 3 pasar daerah dengan berbagai kelas. Diantaranya Pasar Lasem (Kelas I) dengan skala pelayanan terluas setingkat kabupaten, Pasar Jolotundo (Kelas III), dan Pasar Babagan (Kelas III) dengan skala pelayanan yang lebih rendah. Sedangkan toko, pasar swalayan, dan warung akan tumbuh berdasarkan perkembangan sosial-ekonomi masyarakat. Pusat dari hirarki ini adalah di Desa Gedongmulyo.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates