PERMASALAHAN SISTEM TRANSPORTASI DI KABUPATEN SRAGEN
Kabupaten Sragen adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Letak Kabupaten Sragen tergolong strategis sebab Kabupaten Sragen merupakan perbatasan Provinsi Jawa tengah dan Jawa Timur sehingga dilalui jalur lintas provinsi. Selain itu Kabupaten Sragen merupakan daerah hinterland dari Kota Solo yang tergabung dalam daerah perencanaan Subosukowonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten). Hal ini mengakibatkan terjadinya interaksi antara Kabupaten Sragen dengan daerah sekitarnya. Salah satu tempat yang memiliki interaksi aktivitas tinggi adalah Jalur Sragen-Solo. Pada pagi hari jalur Sragen-Solo cenderung padat sebab banyak pelajar dari Kabupaten Sragen yang memilih belajar di Kota Solo yang dinilai memiliki fasilitas pendidikan yang lebih baik.
Transportasi di Kabupaten Sragen terutama pada jalur Sragen-Solo melibatkan salah satu prasarana yaitu jaringan jalan. Kondisi jaringan jalan di jalur ini kurang baik karena adanya jalan yang berlubang dan bergelombang karena seringnya dilalui oleh kendaraan berat. Selain itu jalan di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen yang termasuk dalam Jalur Sragen-Solo cenderung sempit sehingga daya tampung untuk kendaraan pun menjadi lebih kecil.
Sarana yang dilibatkan dalam transportasi pada jalur Sragen-Solo beraneka ragam jenisnya. Sarana transportasi tersebut antara lain bus, sepeda motor, truk, mobil pribadi dan lain-lain. Masyarakat cenderung memilih kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil pribadi dikarenakan fasilitas angkutan umum yang kurang memadai, seperti bus. Bus yang membawa masyarakat Sragen ke Kota Solo misalnya, memiliki kualitas yang kurang baik. Selain itu bus berhenti sembarangan tanpa adanya tempat pemberhentian yang jelas, dimana di tempat itu terdapat penumpang yang ingin naik maka bus akan berhenti. Kurangnya halte juga menjadi masalah tersendiri. Ada beberapa halte untuk tempat pemberhentian bus namun dengan jadwal yang tidak jelas.
Dengan pengaruh dari aktivitas dan transportasi memunculkan pergerakan atau flow. Apabila aktivitas dan transportasi cenderung buruk maka pergerakan juga akan menimbulkan kerugian dalam segi biaya, waktu ataupun jarak. Pada pergerakan di jalur Sragen-Solo terdapat beberapa permasalahan seperti kemacetan pada jam-jam tertentu dan tingginya angka kecelakaan.
Apabila dilihat dari komponen yang mempengaruhi pergerakan yaitu aktivitas dan transportasi. Permasalahan sistem transportasi dapat diredam dengan memperbaiki aktivitas maupun transportasi yang ada. Dalam hal transportasi banyak hal yang harus diperbaiki terutama mengenai prasarana jalan dan halte serta sarana angkutan umum berupa bus. Jalur Sragen-Solo sebaiknya dilakukan pelebaran mengingat masih adanya lahan di samping kanan dan kiri yang masih tersisa. Selain itu perlu dibangun beberapa halte di titik-titik tertentu dengan jadwal bus yang tetap sehingga bus tidak berhenti sembarangan dan penumpang terutama pelajar pun dapat mengandalkan bus sebagai sarana untuk berangkat sekolah. Dengan bus yang nyaman serta bersih dapat membuat masyarakat lebih memilih menggunakan angkutan umum daripada kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan bus. Dengan demikian kepadatan jalan dapat dikurangi sehingga kemacetan, kecelakaan maupun turunnya kualitas prasarana jalan dapat dihindari.
0 komentar:
Posting Komentar